Selasa, 26 Januari 2016

Lingkungan dan Perilaku

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU


Lingkungan adalah bagian penting dalam kehidupan manusia atau masyarakat. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan akan tumbuh membentuk masyarakat dari lingkungan dia berada. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula.



Berikut contoh  hubungan lingkungan dengan manusia :


Dibanding dengan anak lain dan variabel lain yang konstan, anak usia 7 tahun dari rumah tangga bersesakan ternyata sembilan bulan terbelakang dalam membaca, perbedaan pendengaran.


Seseorang yang pindah dari tempat lain akan mengubah perilakunya di tempat baru agar bisa diterima di lingkungan baru tersebut.


Dari beberapa pernyataan diatas, jelas bahwa lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Penjara salah satu contoh tempat yang bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Jika ada orang ditempatkan kedalam hutan, maka secara otomatis dia akan mengubah perilakunya demi kelangsungan hidupnya.


Dalam lingkungan masyarakat perkotaan kita sering jumpai kota kota yang padat penduduk dengan lalu lintas yang padat dan pasti akan menimbulkan polusi udara serta maraknya penebangan pohon diperkotaan yang bertujuan untuk memperluas pembangunan tanpa mementingan lingkungan dan tidak memperluas taman kota yang akan menyebabkan global warming dan masyarakat mengeluhkan beberapa penyakit. Banyaknya pabrik di lingkungan industri mereka dan membuang limbahnya kesungai dan itu menyebabkan ekosistem di air tawar yang mendiami sungai semakin punah. Banyak dari masyarakat perkotaan juga membuang sampah nya ke sungai sehingga air sungai sangat tercemar dan dapat menyebabkan banjir karena tumpukan sampah yang memenuhi sungai yang akan menjadi bencana pada lingkungan mereka sendiri dan menimbulkan banyak penyakit, sehingga hilang nya keseimbangan pada setiap kota. perilaku kecil seperti ini harus kita tinggalkan karena jika kita terus melakukan hal kecil tersebut seiring bertambahnya waktu akan dapat  membuat bencana yang tidak akan terselesaikan


Suatu perilaku bermasyarakat juga memiliki pengaruh besar. Banyak orang dari pedesaan yang berbondong-bondong berpindah kewilayah perkotaan agar mendapatkan pekerjaan yang mereka tidak dapatkan didesa. Tetapi sesungguhnya mereka tidak memikirkan dampak yang mereka terima jika mereka tidak mendapat/memiliki pekerjaan yaitu mereka akan menjadi pengangguran. Ketika mereka tidak memiliki pekerjaan mereka akan merasa terdesak untuk menghalalkan segala cara dan sering kita lihat akhir akhir ini marak sekali terjadinya pencopetan, pencurian dan aksi aksi yang negatif lainnya yang pada akhirnya orang yang tinggal disekitar orang yang melakukan hal negatif tersebut mungkin akan mengikuti perilaku yang negatif juga


Solusi agar pengaruh lingkungan dalam perilaku masyrakat dapat dirubah lebih baik:


Memberikan suatu pengajaran terhadap masyarakat melalui peringatan dan penegasan tentang dilarangnya membuang sampah sembarangan


Mengajarkan terhadap sesama masyarakat tentang penanaman pohon demi menjaga kelestarian lingkungan

Selasa, 01 Desember 2015

Green Architecture

1. Pengertian

Konsep "Green Architecture" atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka hadapi. Green arsitektur ialah”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang.

2. Prinsip-prinsip pada Green Architecture

1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.


3. Sifat-sifat pada bangunan berkonsep Green Architecture






Green architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

A.Sustainable (Berkelanjutan)

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

1. Earthfriendly (Ramah lingkungan)
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Olehkarena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

2. High performance building.
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :
 Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

4. Beberapa contoh bangunan yang menggunkan konsep Green Architecture

Healthy House (Indonesia)




Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panas-lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada daerah tropis. Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan
Green Plan & Green city

Latar belakang dan konsep Kota hijau

Saat ini dunia sedang dihadapkan pada permasalahan degradasi kondisi lingkungan. Pencemaran air, udara dan tanah tidak terelakkan lagi seiring perkembangan pembangunan di seluruh dunia terutama di perkotaan. Urbanisasi hal yang terjadi di sebagian besar kota-kota di dunia. Penyebabnya antara lain tidak seimbangnya pembangunan antara desa dan kota. Daya dukung kota-kota semakin lemah dalam memfasilitasi kebutuhan warga kota. Polusi udara dan pencemaran air serta tanah, pemenuhan kebutuhan warga untuk bisa hidup sehat, nyaman dan sejahtera, menjadi persoalan yang perlu dicari solusinya oleh semua pihak.
Seiring jalannya pembangunan, dalam upaya memberikan kenyaman dan lingkungan sehat bagi warga kota, Konsep Green City dapat menjadi solusi bagi pelaku pembangunan Kota Hijau (Green city), suatu jargon yang sedang dicanangkan di seluruh dunia agar masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi karbon untuk penurunan pemanasan global.

Green City Sebagai Solusi Manajemen Pengembangan Kota di Indonesia

Pertumbuhan kota yang cepat terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Kota-kota besar di Indonesia seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang pesat pula, dan urbanisasi menjadi salah satu sebabnya. Peningkatan jumlah penduduk akan mengakibatkan kebutuhan lahan meningkat.
Green City dikenal sebagai kota ekologis. Kota yang secara ekologis juga dapat dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Kota sehat juga merupakan suatu kondisi dari suatu kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi sosial ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan forum masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan kota. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan usaha dari setiap individu anggota masyarakat dan semua pihak terkait (stakeholders).

Minggu, 29 November 2015

Isu Arsitektur berhasil dan tidak berhasil

Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

           Secara tidak langsung pekerjaan sebagai seorang arsitek adalah pekerjaan yang mau tak mau harus berhadapan langsung dengan lingkungan, tentu saja pekerjaan yg berhadapan langsung dengan lingkungan ini hanya memiliki dua kemungkinan memperbaiki atau justru malah merusak. Kaitannya arsitek dengan lingkungan? Arsitek sendiri ialah orang yang bekerja dalam bidang lingkungan, yang mengolah lingkungan menjadi lingkungan yang baru sehingga menjadi layak dan pantas untuk seseorang melakukan suatu aktifitas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi lingkungan yang telah diperbaharui. Jadi sebenarnya arsitek yang hebat atau arsitek yang berhasil ialah arsitek yang mampu mengolah lingkungan yang telah tidak layak atau kurang layak menjadi lingkungan baru yg lebih layak dan pantas untuk sebuah aktifitas tertentu tanpa mengubah ciri atau inti dari lingkungan itu.

A. Firmitas            
     Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.

B. Utilitas
     Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.

C. Venustas
      Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu
   
        Mendapatkan keselarasan dari ketiga aspek diatas itu tidaklah mudah. Pengukuran, daya tahan sulit digabungkan dengan keindahan karena bisa membuat biaya pembangunan melebihi dari batas normal.Dari ketiga teori tersebut apabila arsitek tidak mengikuti aturan dan tata cara perancangan yang sudah ada, maka bisa saja kegagalan arsitek dalam membangun itu terjadi lebih cepat dari yang diprediksikan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan juga harus diperhatikan dari pra-rancangan sampai tahap pembuatan.
   
     Kegagalan bangunan dilihat dari dampak negatif terhadap lingkungan. Lingkungan tercemar juga merupakan dasar dari kegagalan bangunan . Bukan hanya saat pelaksanaan konstruksi, kesalahan desain memberikan kontribusi terhadap kegagalan bangunan. Bangunan yang mengalami gagal fungsi sebelum akhir umur pemakaiannya yang direncanakan termasuk dalam kegagalan bangunan. Bangunan yang berefek jelek terhadap lingkungan sekitarnyanya terjadi karena kesalahan dalam konsep desain, walau  pelaksanaannya benar, termasuk dalam kegagalan bangunan juga.

Berikut ini adalah beberapa yang diperkirakan masuk kedalam salah satu kekurangtelitian arsitek dalam melakukan tugasnya dalam membangun :
       
1. Jebolnya tanggul Situ Gintung karena selain banyaknya curah hujan yang terjadi, peneliti memperkirakan itu juga karena maraknya pembangunan tempat wisata ataupun bangunan komersial lainnya disekitar tanggul Situ Gintung yang seharusnya menjadi tanah resapan bagi tanggul tersebut.



2. Jembatan Tanah Abang Roboh membuat beberapa pengunjung yang berbelanja tetimbun reruntuhan. Bangunan yang roboh di sekitar Metro Tanah Abang merupakan calon toilet di pusat grosir Metro Tanah Abang, bukan merupakan jembatan penghubung Blok A-Blok B. Bangunan itu roboh karena konstruksi belum sempurna.Bangunan yang runtuh adalah bagian yang akan dijadikan toilet di lantai tiga gedung tersebut.


    Maka dari itu Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang arsitek adalah:

1. Kemampuan untuk menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. (Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical requirements, and which aim to be environmentally sustainable)

2. Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai perancangan yang dapat mendukung lingkungan yang berkelanjutan. (An adequate knowledge of the means of achieving environmentally sustainable design)

Masalah lingkungan di Indonesia juga sudah merisaukan. Sementara di satu sisi pembangunan tidak bisa berhenti. maka saat ini yang perlu dilakukan adalah suatu alat, yang bersifat antisipatif, sehingga tidak dipungkiri pembangunan berjalan dan juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Maka dengan demikian dampak negatif pembangunan seperti degradasi mutu lingkungan, banjir, pemanasan global dan efek penyakit bisa pun bermunculan.

Kesimpulan

        Arsitek yang berhasil adalah asritek yang mampu membuat sesuatu yang lama atau yang kurang layak dapat diperbaharui dengan memenuhi 3 syarat yaitu Firmitas, Utilitas, dan Venustas dan dapat memperhatikan dampak atau pengaruh yang baik di masa yang akan datang.
Berharap apa yang dikerjakan para arsitek saat ini akan datang membawa dampak positif bagi pengembangan lingkungan binaan (built environtment), memberikan sumbangsih pemikiran baru berdasarkan eksplorasi kearifan lokal serta setiap pembangunan haruslah mempertimbangkan kondisi dan dampak terhadap lingkungan agar tidak ada pihak yang dirugikan. Kesuksesan arsitektur dapat diraih bila klien senang lingkungan nyaman..

Perbedaan antara Arsitektur Ekologi, Biologi, dan Arsitektur Lingkungan

Arsitektur Lingkungan

Arsitektur Ekologis
Merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin.
Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
•         Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
•         Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
•         Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
•         Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Arsitektur Biologi
          Arsitektur biologis berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Arsitektur biologis mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup.
            Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia.

Arsitektur Lingkungan
       Arsitektur yaitu seni dan ilmu yang bersangkut paut dengan merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan. Mulai dari makro hingga ke mikro. Sedangkan lingkungan yaitu kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya,  mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh
diatas tanah maupun di dalam lautan. Jadi arsitektur lingkungan adalah sebuah seni bangunan yang di padu padankan dengan alam dari serta memperhatikan kondisi alam sekitar tanpa merusak alam itu sendiri.

Perbedaan antara Arsitektur Ekologi, Biologi, dan Arsitektur Lingkungan
       Dari artikel yang telah saya buat maka perbedaan dari ketiganya ialah Arsitektur Ekologis merupakan arsitektur yang memperhatikan elemennya seperti angin, sirkulasi, struktur bangunan dan sebagainya, sedangkan Arsitektur Biologi merupakan arsitektur yang memperhatikan antara keselarasan antara manusia, lingkungan dan alam di sekitarnya dan Arsitektur Lingkungan adalah gabungan dari keduanya antara elemen angin, sirkulasi, struktur bangunan dengan alam dan lingkungan yang menghasilkan keselarasan.